Senin, 07 April 2014

Becak Ketinting (True Story) Oleh : Voril Marpap & Hariyadi

Kota Baubau merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia timur, juga sangat terkenal dengan beteng terluasnya di dunia.  Budaya yang ada di kota Baubau itu sendiri terbilang masih asli tanpa campur tangan dari budaya luar. Berdasarkan tema Eagle Award 2014 kali ini adalah Indonesia Oke, dari tema ini, kami yang ada di kota Baubau sendiri mulai mencari orang-orang  kreatif yang bisa dijadikan bahan untuk pembuatan film documenter tahun ini. Saya dan teman saya pun mulai menemukan salah satu orang tukang becak yang bukan biasa, kenapa saya mengatakan begitu, karena tukang becak ini terbilang cacat. Kaki kiri dan tangan kirinya cacat tak seperti orang lain, dari bagian tubuhnya yang berfungsi dengan baik, adalah kaki kanan dan tangan kanannya. 
 
Form Proposal
Namun dengan ketidak sempurnaan tubuhnya itu, tak  membuatnya tidak bisa mengendarai becak.  Mungkin akan sangat mustahil bila ada orang cacat kaki bisa mengendarai becak. Namun untuk kondisi di Kota Baubau sendiri hal itu tidaklah mustahil. Karena setiap masyarakat Kota Baubau telah mengenal orang cacat yang bisa mengendarai becak.  Nama lengkap orang tersebut adalah La Rudy Kili0kili dia berasal dari Desa Wakokili, Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. 

La Rudy sendiri lahir dengan keadaan cacat.  Sejak berusia 13 tahun dia telah memberanikan diri meningalkan kampung halamannya, demi kelangsungan hidupnya. Di kampung dia hanya berkebun. Itu pun dia bertugas untuk menjaga Babi Hutan dan Monyet yang akan merusak tanaman di dalam kebunnya.  Keadaan seperti itu membuatnya bosan sehingga dirinya berkeinginan ingin mengubah nasipnya akhirnya dia pun pergi meninggalkan Kampung halamannya untuk hijrah ke Kota Baubau, saat itu Baubau masih menjadi Ibu Kota dari Kabupaten Buton. Sewaktu di kota dia tak sekolah seperti anak-anak seusianya, ia hanya tinggal di masjid orang-orang yang melihatnya pun memberikan uang padanya, sehingga dia pun bisa makan dan melangsungkan hidupnya.

La Rudy Kili-kili
Namun setelah berusia 17 tahun dia pun mulai masuk dalam pantauan dinas sosial Kabupaten Buton. Sehingga saat itu dinas terkait pun membarikan pengajaran dalam mencari bakat yang terpendam di dalam diri La Rudy, dia pun mulai menemukan bakatnya sebagai peniup seluring. Sehingga di tahun 1990 an dia pun menemukan beberapa teman yang bisa memainkan alat musik, dan akhirnya dia membentuk kelompok musik yang diberi nama SAKADA (Santai Karena Dangdut).  Di tahun itu pun ia berkenalan dengan salah satu teman yang baru lulusan STM baubau yang pandai merakit alat-alat elektronik. Namanya Nasir, dia lah orang yang akan membuat becak yang bisa di kendarai oleh orang cacat. 

Bersama Istri
Di tahun perubahan dari orde baru ke reformasi, bangsa Indonesia pun mengalami krisis ekonomi di tahun 1998, hal ini pun berdampak pada grub musik Sakada (Santai Karena Dangdut) pun mengalami krisis job, sehingga para pemain musik di grup itu pun mulai mencari pekerjaan lain, namun La Rudy yang cacat selalu mengeluh atas keadaannya sehingga Nasir yang prihatin dengan keadaan sahabatnya itu pun mulai mencari jalan agar teman akrabnya bisa tetap bekerja. Ketika itu Nasir pun bertanya kepada La Rudy apakah dia bisa mengendarai sepeda..? ketika itu La Rudy pun berkata bisa, namun ketika itu Nasir belum langsung merancang becak tersebut. namun ketika La Rudy pun masih tak dapat pekerjaan yang bisa dilakukan saat itu, maka Nasir pun merancang becak yang memiliki mesin untuk orang cacat seperti sahabatnya La Rudy, sehingga La Rudy pun bisa mencari nafkah untuk keluarganya. 
Bersama Penjual Sayur

Namun untuk membuat Becak yang bermesin, Nasir pun mulai merancang becak tersebut dengn mengunakan mesin parut kelapa, atau yang lebih di kenal dengan mesin katinting, saat itu pun mesin tersebut telah rusak, Nasir pun memperbaiki mensin itu, dan mulai membongkar beberapa stan motor yang belum lama dia beli. Demi untuk melihat sahabatnya bisa memiliki pekerjaan dia rela membongkar motornya dan merancang becak yang bermesin. Saat itu pun untuk mendapatkan rangka becak akhirnya Nasir pun bertanya pada salah satu pemilik becak yang ada di Kota Baubau. Selama kurang lebih 2 minggu akhirnya dia menemukan becak bekas yang siap ia modifikasi kemudian mulailah dia merancang becak bermesin tersebut. sebelum merancang becak itu Nasir pun mulai mengambar sketsa rancangan becak bermesin itu. rancangan becak bermesin tersebut memakan waktu sehari, dan untuk membuat mesin pada becak tersebut sehingga becak itu bisa berjalan dengan baik memakan waktu empat bulan. 

Bersama Sahabatnya Nasir
Dalam perancangan becak tersebut Nasir mengalami kendala pada pemasangan tali vambel antara mesin dan gir roda. Selain itu ia pun harus merancang agar becak dan mesin tidak bergetar saat berjalan dan tidak mengeluarkan bunyi yang bising. Dengan beberapa masalah ini pun ia dapat menemukan gambaran yang bisa membuat becak yang bermesin dan bisa dikendari oleh La Rudy yang cacat. 

Sebelum becak itu dioperasi seperti sekarang ini, becak tersebut di uji kelayakkan jalan oleh Nasir  dengan mengeliligi Kota Baubau selama dua hari. Namun saat itu ia masih mengalami kendala dengan penempatan mesin yang ada di atas, sehingga Salah satu penumpang Nasir yang sempat menguji becak tersebut mengatakan alangkah baiknya mesin becak tersebut di taruh di bawah, dari saran penumpangnya itu, Nasir pun mengubah posisi mesin yang di atas menjadi di bawah. Setelah itu becak itu pun mulai bisa di operasikan oleh La Rudy, sebelum di Operasikan oleh La Rudy, La Rudy pun harus belajar mengendarai becak tersebut selama 2 minggu, sehingga minggu ke 3, ia telah lancar mengunakan becak mesin tersebut. 
Wawancara dengan Nasir

Namun selama 2 bulan becak itu beroperasi, banyak masyarakat Kota Baubau ingin merasakan menaiki becak yang bermesin itu, hal ini pun mulai terbentur oleh undang – undang lalu lintas, yang ada.  Sehingga ketika itu, becak ketinting itu pun sempat berhenti beroperasi oleh pihak Polantas.  Maka Nasir dan La Rudy pun mengeluh keresahan itu pada teman mereka Jalaluddin Lahiri, karena saat itu Jalaluddin Lahiri adalah tokoh masyarakat, dan memiliki kenalan Walikota saat itu. Sehingga mereka bertiga pun mendatangi rumah Walikota untuk meminta surat rekomendasi agar becak tersebut bisa digunakan oleh La Rudy. Ketika itu pun Walikota hendak menguji kelayakan becak tersebut. mereka pun di suruh ke kantor walikota membawa becak tersebut saat itu yang menjabat sebagai Walikota Baubau adalah Drs. H Umar Abibu. 

Setelah Walikota menaiki becak tersebut dan di kendari oleh supirnya, maka sang walikota pun berkata bahwa becak ini  sangat nyaman untuk dipakai sebagai alat transportasi arternatif, dan walikota mengeluarkan surat rekomendasi untuk menguji kelayakkan selama dua tahun. Namun sampai sekarang becak ini pun masih beroperasi dengan baik. 

Oke
Selama 10 tahun lebih becak ini beroperasi, belum adanya penghargaan bagi Nasir sebagai pencipta ide kratif Becak Ketinting, selain itu belum adanya juga perlindungan hak cipta terhadap hasil karya Becak Ketinting tersebut dari pemerintah. 

Selain hal ini, daya tahan dari becak Ketinting ini, pernah dibuktikan dengan perjalanan panjang 120 KM, dari Kota Baubau Ke Lasalimu Kabupaten Buton. Dengan memuat penumpang 2 orang.  Berat maksimal dalam mengendarai Becak Ketinting ini lebih dari 50 Kg. selama 10 tahun lebih beroperasi permasalahan terbanyak yaitu tali panpel, kir, dan stan becak. Hingga sekarang becak tersebut telah memiliki kenyamanan berkendara dengan kecepatan paling tinggi 30 km/jam. Becak ini memiliki 3 pernelan, dengan gas berada pada kaki, tidak pada tangan seperti Becak Bentor sekarang. 

Waktu Isi Bensin
Yang berkaitan erat dengan Tema Tahun ini, yaitu terciptakan Becak Ketinting karena sang Pencipta ingin membantu teman nya yang cacat agar bisa mendapatkan pekerjaan. Dengan mengorbankan stan mesin motornya yang belum lama ia beli saat itu. Salah satu pengorbanan yang sangat besar bagi orang yang sederhana seperti Pak Nasir. 

Selain itu Rancangan dari mesin Becak ini yaitu terbuat dari mesin parut kepala yang telah rusak dan di perbaiki, serta di tambah persenelan demi kenyamanan pengendara. Untuk membuat mesin tidak ribut di jalanan maka dibuatlah kenalpot yang ramah lingkungan dengan bunyi yang sangat halus, sehingga tidak menganggu orang – orang yang dilalui oleh becak ketinting ini. 

Becak Ketinting ini, di kendari oleh orang cacat, sehingga dengan adanya kendaraan ini membuat La Rudy memiliki penghasilan yang bisa menafkahkan keluarganya. Dengan becak ini pun La Rudy memiliki pekerjaan tetap selain pekerjaan lainnya sebagai penyanyi dan peniup seluring bambu, dengan bakat seluring bambu ia pernah mengiringi beberapa artis ibu kota yang pernah mangung di Kota Baubau dan di Kabupaten Buton salah satu artis yaitu Viti Vera, dan Anisa Bahar. 

Kebersamaan dan Kekuatan Persahabatan
Sepanjang hidupnya sebagai penyandang cacat La Rudy baru sekali diberi Bantuan dari Pihak Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tenggara, itu pun bantuan sembakao. Ia pun berhadap agar pemerintah bisa melihat potensi yang ada pada para penyandang cacat, agar mereka pun diberi peluang yang sama seperti yang lain. Ia Bersyukur masih ada Nasir teman dan sahabat karibnya yang telah merancang Becak Ketinting untuk dirinya agar bisa mencari nafkah.  Bagi penyandang cacat moto hidupnya adalah berjuang untuk tetap hidup. Dalam keadaan apa pun, pantang menyerah, dan berputus asa dalam menjalani kehidupan, walaupun serba kekurangan dalam hidup. 

Dengan beberapa alasan di atas, maka Becak Ketinting ini, kami angap sangat layak untuk masuk di dalam sekenario pembuatan film dokumenter yang bertemakan Indonesia Oke. Semoga dapat menjadi pertimbangan bagi dewan juri yang terhormat agar proposal kami layak untuk dapat di rekomendasikan sebagai salah satu finalis di Eagle Award tahun ini. Oleh sebab itu besar harapan kami semoga proposal ini dapat diterima sehingga mampu mengispirasi seluruh masyarakat Indonesia.

Akhirnya harapan dan cita-cita selalu terbesik di dalam benak kami berdua, hingga akhirnya impian dan cita-cita ini akan mampu menjadi kenyataan. Dimana impian kami yang terdalam yakni ingin mempersembahkan kisah Becak Ketinting milik La Rudy dalam sebuah film dokumenter yang berjudul Becak Ketinting yang pada akhirnya kisah tersebut akan mampu memberikan warna tersendiri bagi pemirsa Metro TV di manapun saja berada. Semoga dapat di terima oleh dewan juri yang terhormat amin ya rabbal alamin.