Rabu, 07 Januari 2015

Mahasiswa Dari Gubuk Reok I

Setitik Harapan
 Dari sebuah gubuk sederhana aku mengurai kisah yang menabjubkan lika liku perjalanan kehidupan yang penuh tantangan. kurang lebih 5 tahun yang lalu aku telah meninggalkan tempat itu. Tempat dimana aku menimba ilmu dan melanjutkan pendiidikan ke jenjang strata 1. Inilah kisah ku kawan, mengenang kembali kisah seorang penjajah pendidikan yang sangat haus akan ilmu pengetahuan sehingga mampu menaklukan rasa takut yang dimiliki. Taukah anda kawan? kehidupanku dimulai dari gubuk yang sederhana itu. Ada banyak kisah dan cerita dibalik reoknya gubuk tempat tinggalku, melalui kesempatan ini akan aku membaginya kepada anda sekalian pembaca yang budiman.

Dengan perjuangan penuh, dari kampung halaman yang berjarak 156 km dengan menggunakan mobil angkutan umum akhirnya aku tiba di Kota itu. Sambil mengikuti ayah aku berjalan melalui setapak yang penuh semak belukar dan akhirnya tiba juga di depan sebuah rumah yang terbuat dari bambu beratapkan rumbia yang sangat sederhana. Rumah itu dihuni oleh 3 orang mahasiswa yang sedang menempuh pendidiikan dan masih duduk di smester 3 dan semester 5, mereka adalah kerabat dekatku yang lebih dulu menempuhh pendidikan di kota ini. sambil tersenyum, ayah menunjukan gubuk itu dan berkata, 

 "Nak, selama menempuh pendidikan ayah harap kamu tinggal di gubuk ini...y" ungkap ayahku
" Baik ayah... mohon doanya agar aku dimudahkan untuk menyelesaikan pendidikan disini" kataku
" Ia nak ayah akan sellu berdoa untukmu.." jawab ayahku

Sambil membereskan barang-barang, Ayahku mengusap-usap kepalaku. Didalam benakku saat itu, aku merasa ada spirit baru yang menyelimui relung hatiku. Betapa tidak kawan, kini aku akan memulai kehidupan baru sebagai seorang mahasiswa yang nota benenya  penuh dengan kesibukan dengan berjuta aktifitas. Entah mengapa kawan hatiku sangat senang sekali dibuatknya seakkan aku merasa gubuk reok yang akan menjadi tempat tinggalku itu tersenyum sambil menyapaku dengan senyuman yang sangat indah.

Ini adalah kekuatan yang nyata kawan, sebuah kekuatan yang timbul dari dalam diri sendiri Tanpa sedikitpun membayangkan kesulitan yang akan aku hadapi, sambil berkata didalam hati, kini aku telah siap menghadapi dunia. Semua dimulai dari gubuk reok ini. hari-demi hari aku tempuh dengan kesibukan mendaftarkan diri ke universitas, apa yang aku lakukan ini demi menjawab betapa pendidikan sangatlah penting bagiku. semua ketakutanku spontan beruba menjadi keberanian yang  nyata sehingga menjadi spirit yang besar sebagai tonggak awal perjuanganku.

Aku diterima di kampus termana di kota itu, sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan jurusan Bahasa Indonesia. Ia kawan, aku sangat ingin menjadi guru bahasa indonesia yang hebat, sehingga aku dapat seenak perutkku mengajarkan generaasi muda negri ini, bagaimana memaksimalkan potensi bahasa yang dimiliki sehingga mampu berkontribusi baik bagi diri pribadi, keluarga bahkan bangsa, negara dan agama. Sederet kisah perjuangan yang tiada henti tepampang nyata dihadapanku. ini adalah bagian kecil dari kisah hidupku.

Bulan pertama perkuliahan, aku disibukan dengan belar belajar dan belajar. Aku selalu teringat pesan ayahandaku tercinta, buatlah bangga keluarga dengan mampu menyelesaikan pendidikan tepat waktu. Ayahku adalah orang yang sederhana, dan pekerja keras aku selalu berkaca kepada kejujuran, dan kerja keras beliaw. Semua yang aku lakukan dikota ini demi berusaha membahagiakan orang-orang disekitarku. Sprit yang aku peroleh adalah motivasi yang mempu membangkitkan gairah perjuangan menuju perbaikan nasipku kedepan.

Bersambung....