Selasa, 04 November 2014

CATATAN Cerpen : Pulang Kampung

Kapal Pelni di Teluk Baubau

Dari kejauhan tampak keindahan Kota Baubau mampu mewarnai perjalananku untuk pulang kampung, Kota Baubau yang sejak dulu di kenal sebagai Ibukotanya Pulau Buton, mampu menghipnotis mataku yang sejak 10 tahun silam telah ku tinggalkan. Akhirnya kini aku kembali bertemu dengan Kota Baubau tercinta, dengan dibalut suasana hatiku yang bahagia karena telah kembali ke kota asalku.
Mungkin hal ini telalu berlebihan atau bahkan terkesan aneh, waktu aku meninggalkan kota kelahiranku, tak pernah terbayangkan di benakku sedikitpun betapa sungguh Kota Baubau yang dulunya merupakan kota yang sederhana kini tiba-tiba berubah menjadi kota mini metropolis yang sangat luar biasa indahnya.
Kota mini metropolis yang sangat cantik, dengan, gugusan  bibir pantai yang tertata rapi di tepi pantai loji yang kini berganti nama menjadi Kota Mara, jembatan batu yang dulunya semerawut kini di buat minimalis bersatu dengan pantai kamali yang sebelumnya disebut Buton Beach. sungguh kawan aku tak menyangka Kota Baubau telah berubah menjadi wanita cantik yang mempesona hatiku sehingga rasa cinta terhadap kota kelahiranku ini semakin menjadi-jadi.
Oh ia, sebelumnya Pekenalkan namaku Andre warga lingkungann kabumbu kelurahan wameo aku sangat mencintai Pulau Buton, karena aku lahir dan besar di pulau ini. Sepuluh tahun yang lalu, saat aku meninggalkan kota ini hanya dengan satu alasan demi mencari penghidupan yang layak sehingga mengharuskan aku meninggalkan kota ini, walau berat rasanya harus aku jalani.
saat pertama kali meninggalkan kota kelahiranku untuk menggapai cita-cita di rantau orang, mampu membuat rasa rindu terhadap kota kelahiranku ini semakin tinggi. Taukah kau kawan, tak sedikitpun hatiku terbesik ketakutan tentang apa yang aku alami nantinya, ia kawan ini adalah cita-cita, karena aku selalu ingin menjadi yang terbaik dan bahkan menjadi pemenang.
Harus aku akui aku adalah orang yang sangat keras kepala, menjadi anak tunggal itu bukan suatu kebetulan. Kedua orang tuaku mengikhlaskanku pergi merantau bukan sebuah kebetulan, melainkan atas kehendakku sendiri yang ingin mejadi seseorang yang membanggakan keluarga.
Sekali lagi kawan,  saya sangat mengingikan itu semua,  keyakinanku itu, mampu membuat aku meraih segala impianku. Impianku ingin menjadi orang yang luar biasa dimata keluarga besarku. Kini telah aku putuskan kawan, aku akan merantau ke Kota Jakarta ibukota negara ini untuk segera menggapai cita-citaku menjadi orang yang sukses di sana.
Hahahaha.. Jakarta kawan, mendengarnya saja aku rasa tak mampu apalagi ingin menaklukan Ibukota negara, bagiku itu adalah hal yang mustahil. Tapi lagi-lagi sebagai orang yang penuh rasa optimis, hal tersebut bukanlah hal yang mustahil demi mewujudkan impian dan cita-cita serta keinginannku.
Tauhkan kau kawan, yang menjadi keinginanku saat itu adalah meraih mimpi dan sukses di Kota Jakarta. Marilah bermimpi kawan sungguh sangat ironis sekali, aku yang nota benenya adalah anak kampung yang berasal dari kepulauaan sulawesi bercita-cita ingin menaklukan Kota Jakarta. walaupun demikian adanya aku tetap selalu berusaha menjadi yang terbaik dengan penuh optimisme.
****