Kamis, 07 Januari 2016

Tradisi Menangkap Ikan



STATUS pantai Waiheinaia sebagai salah satu destinasi pariwisata yang ada di Kabupaten Maluku Tengah, sudah pasti tentu dapat mendatangkan rezeki bagi warga sekitar. Dari kejauhan ada banyak bule bule yang terus datang untuk sekedar menikmati keindahan pantai waihenaia, lebih dari itu mereka juga senang melakukan aktifitas snorklin, diving dan berjemur di pesisir pantai.
 Itulah daya tarik utama dari kampung saparua Kabupaten Maluku Tengah, kampung yang memiliki potensi pantai yang sangat mengagumkan bagaikan syurga yang jatuh ke bumi.  Selalunya ia dan kawan sebayanya tak pernah mau ketinggalan untuk berenang sambil menyelam di pantai yang memiliki pasir putih yang terbentang luas sejauh mata memandang.
Ada pula tradisi yang sangat bekesan untuk sekedar menikmati segala potensi pantai Waihenaia. Sama seperti kegiatan orang Buton pada umunya, Rusly kecil pun sangat menyukai kegiatan Menyuluh.
Ia bersama kawan sebayanya sangat senang melakukan kegiatan ini, ketika air surut itulah saat-saat yang paling tepat untuk melakukan kegiatan menyuluh ikan. Tombak, parang, lampu petromaks dan ember pun menjadi peralatan utama yang harus dibawa dalam kegiatan ini.
Disamping kegiatan menyuluh ada pula kegiatan membore,  kegiatan membore ikan itu adalah salah satu teknik menangkap ikan dengan cara membuat mabuk ikan dengan cara mengambil akar kayu pohon yang khusus tumbuh dibibir pantai Waihenaia, kemudian dikucek hingga berbusa. Ketika ikan mulai merasakan keberadaan akar kayu tersebut, maka saat itulah ikan akan mabuk dan itulah waktu yang sangat tepat untuk mengambil ikan lalu segera dimasukan ke dalam ember.
Kegiatan membore dan menyuluh adalah dua kegiantan faforit yang hampir setiap hari dilakukan oleh ia dan kawan sebayanya. Dengan kegitan tersebut, mereka tidak perlu lagi  susah-susah membeli ikan karena sudah ada kegiatan rutin untuk mendapatkan ikan. Ketika pulang menyuluh dan membore, sudah pasti akan mendapat ikan, lalu kemudian hasil tangkapan ikan tersebut dibawa kerumah lalu dimasak dan dimakan bersama-sama keluarga.
Ketika sendiri, Rusly kecil juga suka melakukan kegiatan memanah ikan karang yang ada dilautan, ia pun memiliki hobi memancing dan menjala ikan. Ia sadar, ia memilki bakat seorang menjadi seorang pelaut, karena bakat tersebut merupakan turunan dari sang ayah seorang pelaut yang berprofesi sebagai juragan kapal.
Ketika ia dan ayahandanya melaut, menuju gunung tertinggi di saparua, (gunung boi), di sepanjang jalur lautan menuju gunung tersebut, sangat banyak ikan yang hidup disana, tidak jarang ada banyak diatara masyarakat dusun waihenaia pergi ke gunung boi untuk sekedar mencari ikan, Itulah pengalaman yang indah pada masa anak-anak.