Senin, 25 Agustus 2014

PO 5 Menghapuskan sifat PELIT, Mungkinkah....?

Kasulana Tombi (Tiang Bendera Kesultanan Buton) Foto. Topan
Bertemu dengan orang kocio alias pelit rasanya bagaikan disambar petir. Sok pintar dan sok cerdas yang diperlihatkan orang itu, mampu membuat lengkap semua penderitaan yang kualami. Rasa-rasanya tidak seperti apa yang d ajarkan oleh orang tua kita (leluhur) kita di buton pada masa lalu. Dalam hal ini, para leluhur kita di tanah buton, pernah mengatakan bahwa falsafah bermasyarakat itu ada 5 yang biasa di kenal dengan PO 5 yakni poomasiaka (saling mengasihi), poangkataka (saling menghargai), popiara (Saling memelihara), pomaeaka (Saling menjaga kehormatan) dan pobincikikuli (tenggang rasa).

Artinya bahwa jika kita menyakiti sesama manusia, baik melalui kata-kata maupun perbuatan, itu berarti kita menyakiti diri kita sendiri. Hal tersebut sangatlah jelas dipahami sebagai petuah/nasehat dinegri buton. Sungguh aneh rasanya jika hari ini masih ada diantara orang buton yang tidak mengetahui falsafah ini, maka dari itu dapat saya katakan bahwa Pobinci-binciki kuli (tenggang rasa) adalah sifat dasar dalam menghilangkan sifat pelit didalam diri manusia.

Harapan saya sebagai pribadi, hendaknya kita semua generasi muda dapat mengamalkan falsafah yang syarat akan makna tersebut, karena menurut saya  PO 5 merupakan simbol kebutonan yang telah bertransformasi menjadi jati diri sebagai orang buton.  Filoshofi yang syarat makna tercurah di dalam bingkai PO5. Tentunya hal ini, menjadikan orang buton sejatinya adalah manusia yang berprilaku baik dan berakhlak mulia.

Segala bentuk petuah dan nasehat yang ditinggalkan para leluhur kita dinegri Buton, saya yakin akan mampu menjadikan negri ini sebagai negri yang sejahtera.

Dalam hal ini, untuk menjadikan diri lebih ini baik dari sebelumnya, hendaknya kita sebagai manusia biasa selalu berusaha menperbaiki diri dengan menginstropeksi diri atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah terjadi. Disini PO 5 akan menjadi batas yang akan mengantarkan kita semua menuju arah yang lebih baik dalam berprilaku dalam kaitanya dengan hubungan antar sesama manusia.

Oleh sebab itu, sejatinya sebagai manusia beragama hendaknya hubungan antar sesama manusia juga manjadi sesuatu yang unrjen untuk dipahami betapa tidak, naluri untuk berafiliasi menjadikan kita semakin mengakui bahwa kita tidak dapat hidup sendiri, karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

Maka dari itu persoalannya adalah apakah kita telah memahami isi kandungan falsafah PO 5 itu? sebagaimana yang telah dikemukakan oleh para leluhur kita dinegri Buton? tak perlu banyak basa basi kawan, saya yakin falsafah tersebut akan mampu membawa kita kearah yang lebih baik menuju masyarakat yang sejahtra atas dasar Pobincibincikikuli (tenggang rasa).

Semoga hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa kesombongan adalah mutlak milik Allah SWT dan hendaknya kita menjadi orang yang dermawan jika anda tidak ingin dikatakan PELIT. (Perlu dipahami bahwa pelit disini dalam arti luas bukan hanya menyangkut materi melaikan juga senyum, ilmu, tegur/sapa dan lain sebagainya)

Trims. slam hormat

Voril Marpap