Kamis, 23 Februari 2017

Indahnya Memaafkan (Cerpen Hikmah)

Voril Marpap Dan Salim di Masjid Raya Kota Baubau

Karya : Voril Marpap

Dengan menggerutu sambil mengeluarkan kata kata tak pantas sang manajer kiler,  marah tanpa alasan yang jelas, 'Apa yang kamu lakukan ini semua salah, tak ada yang benar biar satu pun, dasar bodoh, tak berpendidikan, miskin, keluar dari ruangan ini," hajar Sang Manajer kepada karyawannya, " ia pak segera saya perbaiki terima kasih atas masukannya, " ujar sang karyawan sambil melepaskan senyum kecil di wajahnya.

Itulah kebiasaan buruk sang manajer kiler, apabila menemukan kondisi yang kurang nyaman didalam setiap pekerjaannya ia selalu marah marah. Suka ataupun tidak, hal it membawa dampak negatif kepada kinerja perusahaan karena sifat buruk tersebut, karyawan yang bekerja menjadi kurang nyaman, sehingga produktivitas kerja Merakapun menurun. Namun apa yang terjadi pada hari itu, sangatlah berbeda seperti hari-hari biasanya.

Adalah Aris pria yang baru saja diterima sebagai karyawan perusahaan tersebut, Akhirnya menjadi bulan bulanan kemarahan sang manajer, " astagfirullah halaadzim ampuni hamba ya Allah, sesungguhnya engkau sebaik baik penolong, " ucapnya, sambil keluar dari ruangan, dirinya ikhlas dengan segala yang dialami, didalam hatinya hanya ada doa kepada Allah swt dan selalu beristigfar.

Namun indahnya, Aris adalah pria yang selalu sadar dan suka memaafkan atas segala sesuatu yang terjadi padanya, iapun selalu berkata dalam hati, Allah saja selalu memaafkan semua hamba-nya, sebesar apapun dosa yang dilakukan, "kamu dimarahi lagi ya Ris, " tanya Irene rekan kerjanya, " ia nih, gpp syukur saja ini adalah bagian dari pendewasaan diri, " Ujar Aris dengan senyuman.

Selepas kejadian itu, Aris masih tetap bekerja dengan tenang, di koreksinya pekerjaannya yang salah, di ulangi nya lagi pekerjaannya hingga akhirnya kembali disetor hasil kerjanya kepada sang manajer kiler itu. Tak disadari sang manajer pun melihat dan mengamati semua yang di kerjakan karyawan baru itu hingga ia mulai mengagumi Aris.

Suasana pun berubah drastis, kondisi nyaman dan bersahabat tergambar jelas pada saat Aris kembali menyetor kan hasil kerjanya. Melihat realitas itu, timbul pertanyaan di benak sang manajer, karena bayak diantara karyawan yang dimarahinya tetapi reaksi yang ditimbulkan Aris diluar dugaan ia selalu tenang dan tersenyum.

"Aris, kok bisa ya, kmu tenang menghadapi tekanan dari saya?" Tanya serius sang menejer, Kemudian dengan senyuman Aris pun menjawab, "Perusahaan ini butuh orang-orang yg produktif, bukan orang orang malas, jadi harus tenang dalam menghadapi segala suasana" jawabnya, tak puas dengan jawaban Aris, sang manajerpun dengan nada rendah kembali mengajukan pertanyaan, "kok reaksi mu tersenyum ketika habis dimarahi?," Aris hanya terdiam, sambil menunduk, "kok kamu diam Aris," tanya sang manajer tambah penasaran, Lalu dengan nada rendah Aris menjawab, "Pak Orang orang yang bahagia dalam bekerja adalah orang orang yang bekerja dengan penuh ketulusan, itu yang saya pahami pak " Ujarnya, mendengar jawaban tersebut sang manajer kemudian tersenyum dan spontan meminta maaf, "maafkan saya Aris," kata sang manajer, " kemudian Aris menjabat tangan sang manajer sambil berkata,"Ia pak saya sudah memaafkan bapak sejak dimarahi kemarin," ujarnya.

Sejak saat itu sang manajer pun sadar akan betapa indahnya saling memaafkan satu sama lain. Dengan memaafkan kesalahan orang lain insya Allah hati menjadi tenang, dan dapat kembali menyambung silaturahmi, mengurangi stres, serta mengembalikan pikiran positif, itulah sekelumit manfaat jika memafkan. 

Terkadang memang dirasa sulit, menyimpan kebencian dalam hati, pada seseorang sama saja dengan melukai diri sendiri, Betapa sia-sianya hidup selama ini, hidup yang tidak membawa berkah hanya karena 1 hal, "belum memaafkan".


Salam Hormat,
Voril Marpap