Sabtu, 17 September 2016

Ritual Adat Istiadat Buton, Yang Tetap Terjaga

Wakil Bupati Buton (La Bakry) Bersama Ketua Dprd Kab. Buton (La ode Rafiun)
Budaya daerah kita orang BUTON memang sangatlah membanggakan, betapa tidak, semua tradisi dan ritual budaya itu masih tetap terjaga dengan baik. Tradisi turun temurun yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita, orang Buton sejak zaman dahulu kala hingga kini masih tetap bersinar dan menjadi primadona yang ditunggu tunggu setiap momennya. 
Sebut saja Pekakandekandea (Makan-makan), prosesi budaya yang satu ini, menurut saya syarat akan nilai silaturahmi yang sangat tinggi, karena dari sinilah hubungan kekeluargaan, bersamaan, cinta kasih, dan toleransi dipraktekkan dengan sebaik baiknya. 
Wanita-wanita Buton yang anggun parasnya dan cantik hatinya, duduk rapi menyiapkan talang yang berisi makanan khas orang Buton sambil menyuapi pria pria yang berada di depannya. Artinya bahwa wanita-wanita Buton selalu menjadi yang terdepan dalam melayani suami-suaminya.
Nampak Gadis (Kalambe) Yang Baru Selesai POSUO
 Tradisi berikutnya adalah Upacara Posuo, merupakan tradisi upacara di Buton sejak zaman Kesultanan yang telah turun terumurun pun dilaksanakan di Buton. Upacara Posuo ini menjadi pertanda "masa transisi" bagi seorang wanita dari gadis remaja (Kabua-bua) menjadi seorang gadis dewasa (Kalambe). 
Bagi wanita di Buton Upacara Posuo merupakan moment yang sangat penting karena wanita di Buton dianggap telah siap untuk menikah dan menempuh hidup baru sebagai pasangan suami istri. 
Pada moment ini, wanita-wanita di Buton akan memperoleh wejangan (nasehat) dari petua adat yang disebut Bhisa. Upacara posuo juga menjadikan wanita wanita di Buton menjadi siap untuk menjalani kehidupan berumah tangga sesuai dengan adat dan istiadat orang Buton.
Bhisa Pedhole-dole
Tradisi selanjutnya adalah Upacara Pedhole-dole merupakan upacara yang menandakan prosesi syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang diberikan yakni anak-anak yang sehat, kuat dan terhindar dari penyakit.
 Seluruh balita yang ada di Buton dipastikan telah melakukan Pedole dole, tradisi ini telah dilakukan secara turun temurun di Buton, karena upacara ini menandakan wujud kecintaan terhadap buah hati dan luapan kesyukuran kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
Hal ini terbukti semua anak yang telah di Pedhole dole akan tumbuh menajadi anak yang kuat dan jarang sakit-sakitan sebagaimana yang diharapkan kedua orang tunya. Adapun prosesi utamanya yakni bayi akan di guling-gulingkan diatas daun pisang dengan diiringi lantunan doa-doa dari petua adat.
Dengan Sebuah Senyuman Saya Menyapa..
Untuk itu, sebuah informasi bagi anda semua pembaca yang budiman, ketiga prosesi ritual adat tersebut dapat anda saksikan dan dapat anda nikmati disetiap tahunnya, pada bulan Agustus dalam Event tahunan Pemerintah Kabupaten Buton, Sail Indonesia dalam tajuk The Beautiful Of Buton. 
Oleh karenanya melalui bloq sederhana ini, saya mengajak anda sekalian pembaca yang budiman turut menjadi saksi ritual budaya tua yang telah turun termurun dilakukan di Pulau Buton. 
Akhirnya saya menghaturkan banyak terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Buton yang telah mengangkat kembali khasanah budaya Buton masa lampau, Sukses terus dan salam hangat selalu dari balik meja kiyboad ini, (Voril Marpap).