Senin, 16 September 2013

Review Film Pendek Romi dan Yuli Dari Cikeusik Oleh Voril Marpap


 Film Karya  Deny J.A. &Hanung Bramantyo

Deny J.A.
Hanung Bramantyo
Kisah percintaan yang mampu menggugah hati dan pikiran kita betapa pemisahaan secara sepihak atas dasar perbedaan keyakinan mampu memutus hubungan percintaan antara Romi dan Yuli yang sebelumnya telah terbina dengan indah. Kondisi tersebut merupakan gambaran betapa praktek diskriminasi/ketidakadilan terpampang nyata di hadapan kita dan pemerintah sebagai pemegang kebijakan seyogyanya mampu menyatukan semua itu, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbineka tunggal ika. 
Dalam Film Pendek Romi dan Yuli Dari Cikeusik, dimana Rochmat alias Romi seorang pemuda cerdas, sederhana, dan taat beribadah yang bukan secara kebetulah hidup dan besar di kalangan jamaah ahmadiah. Bekat kecerdasannya, Romi memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas jurusan ilmu bisnis, sedang ayahnya adalah seorang pengurus ahmadiyah. Julia alias yuli adalah wanita sederhana asli betawi yang juga taat beribadah, sedang menderita penyakit yang sulit di sembuhkan. Karena penyakit itulah kekasih hatinya tega meninggalkannya sehingga yuli patah hati.
Awal pertemuan Romi dan Yuli terjadi di taman kampus, pada saat sejumlah mahasiswa menggelar kegiatan seni. Saat itu, yuli sedang menggumandangkan syair cinta karya Khalil Gibran yang terputus dan kemudian terlupa lalu………. Romi dengan spontan melanjutkan syair itu. “… dan bila mana sayapnya mendekapmu, pasrah dan menyerahlah walau pedang yang bersembunyi di sayap itu menghumusmu”.
Sejak saat itulah mereka saling bertemu, bertemu dan bertemu hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta sehingga membuat mereka merasakan nikmat cinta yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap manusia di muka bumi ini. Hingga akhirnya pernikahan pun akan segera di laksanakan, pernikahan Romi dan Yuli.
Di tengah-tengah keindahan tersebut, tepat pada tanggal 6 februari 2011, kampung Romi di Cikeusik di landa huru hara sekumpulan kaum menyerang kampung itu dan meluluh lantahkannya. Saat itulah Yuli mengetahui bahwa Romi adalah seorang Ahmadi.
Sejak mengetahui hal tersebut Yuli selalu gelisah, sedangkan Romi setibanya di kampungnya di cikeusik merasa sedih karena melihat kondisi kampungnya telah rusak. Akhirnya kedua orang tua Romi dan Yulipun berbalik arah dan tidak menyetujui hubungan yang sudah terjalin dengan indah itu.
Dalam kondisi tersebut, Romi dan Yuli bertemu secara diam-diam tanpa sepengetahuan kedua orang tua mereka demi mencari solusi atas permasaalahan yang terjadi. Walaupun Hartono pacar Yuli pertama masih saja menanyakan kabar Yuli, namun hati Yuli sudah tertutup untuknya.
Yuli di landa kebingungan yang sangat menyiksa, karena tidak dapat memiliki keduanya. Dalam kondisi tersebut, tanpa di sadari Yuli penyakit yang dialaminya semakin parah ia di vonis dokter menderita kangker stadium akhir. Di saat itu pula Yuli meminta kepada ayah dan bundanya ia ingin di nikahkan dengan Romi. Mendengar permintaan tersebut, kedua orang tua Yuli di buat kebingungan. Mereka kembali mengingat betapa sulitnya suasana yang menimpa keluarga mereka saat ini. Akhirnya Kedua orang tua Yuli memutuskan untuk memanggil Romi.
Saat Romi bertemu dengan Ayah Yuli, Romi langgsung mencium tangan Ayah Yuli. Oranng tua Yuli pun merestui hubungan itu, akhirnya mereka menjumpai Yuli yang tengah terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Romi dan kedua orang tua yuli sangat terpukul karena saat itu kondisi Yuli sudah tidak bernyawa lagi. Yuli meninggal setelah orang tuanya menyetujui hubungan itu.