Guru Guru MIS Nafi'u |
Untuk
itu, tak kala dirinya harus membagi penghasilan yang diperoleh, maka dengan
tegas dirinya menyampaikan kepada istri dan anak-anaknya bahwa, “ inilah
pengabdian, jika diuangkan pengabdian itu sangatlah mahal harganya, kita belum
menikmati hasilnya sekarang tetapi suatu saat nanti, saya yakin pasti akan kita
petik hasil dari pengabdian itu, dan yang paling penting lagi disini adalah
ketika kita berfikir uang, maka yang kita dapat juga adalah uang, sedangkan
ketika kita berfikir bagaimana selalu memberikan kebaikan dan manfaat, maka
semua apa yang kita inginkan dan butuhkan akan didapat, “ katanya dengan penuh
rasa optimis.
Gedung 1 |
Amrun
dengan penuh semangat kembali mengingat cara-cara sederhana yang dilakukan pada
saat membagi penghasilan yang diperoleh saat itu, “ Kalau saya berurusan di
Baubau, saya tanya kepada istri saya, ada uangmu?, istrisaya menjawab ada 20
ribu!, kemudian saya suruh pergi tukar dulu lalu saya bagi, 10 ribu untuk
ongkos bensin saya dan 10 ribu untuk uang ikan dirumah, “ kenangnya setelah
itu, sampai di Baubau baru mulai lagi mencari pinjaman kesana kemari.
Amrun
memiliki prinsip bahwa ketika yang ditabur adalah benih kebaikan maka akan
menuai banyak kebaikan pula yang menjadi penopang dari kebaikan itu, adalah
kesabaran kejujuran serta keikhlasan dalam berbuat. Hanya
berbekal menanam benih kebaikan Amrun, merasa segala urusannya di permudah oleh
Allah SWT mulai dari meperoleh motor hingga rumah keduanya diperolah dari
menyicil, “ alhamdulilah rumah ini sudah 3 tahun saya menyicil,
Gedung 2 |
“ ungkapnya
dengan senyuman. Yang sangat ia syukuri lagi bahwa, selama dirinya berjuang di
pulau Buton hingga mendirikan madrasah ini segala macam tanngan dan ujian
berlalu dengan tanpa disadari. Karena saat ini ketujuh dewan guru yang sejak
awal pendirian madrasah ini tidak diberi honor kini telah diberi honor sejumlah
250.000 perbulan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan 4 orang
pengajar mendapatkan kesempatan melanjutkan penidikan strata 1 melalu
Universitas Terbuka secara gratis serta siswa
yang belajar pun memperolah beasiswa Bantuan Siswa Miskin (BSM). Hal
tersebut diakui Amrun sangat berguna bagi rekan rekan guru dan siswa yang
megajar dan belajar di MIS Nafi’u.
Gedung 3 |
Adapun,
mereka yang mengajar di MIS Nafi’u yakni Juhartin, S.pd lahir di Lasalimu 23
Januari 1987 (Kepala Madrasah), Tahir lahir di masaloka 31 Desember 1979,
Rosmini Nuru lahir di lianabanggai 22 Februari 1977, Muhammad Halil lahir di
Ambon 12 Oktober 1087, Muhsan lahir di gunung telawek 31 Desember 1989, Isra
lahir di kinapani 26 januari 1991 dan yang terakhir adalah Hakiah lahir di
Nyerorot pada tanggal 31 desember 1994 yang kesemuanya bertugas sebagai guru
kelas sekaligus bertinak sebagai wali kelas . Berdasarkan data kepegawaian yayasan,
4 orang dewan guru diangkat sebagai pegawai tetap yayasan pada tahun 2009
(sejak awal pendirian madrasah) setelah itu kemudian mengangkat lagi 1 orang
pada tahun 2012 sementara kepala madrasah telah diangkat sebagai guru non PNS
sejak tahun 2006.
Para
siswa/siswi yang menempuh pendidikan di MIS Nafi’u berdasarkan data Mis Nafiu
pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 59 siswa/siswi. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut, untuk siswa kelas I berjumlah 7 orang 3
laiki-laki dan 4 perempuan. Kelas II berjumlah 8 orang terdiri dari 1 laki-laki
7 perempuan. Kelas III berjumlah 11 orang terdiri dari 7 laki-laki 4 perempuan.
Kelas IV berjumlah 6 orang terdiri dari 3 laki-laki 4 perempuan. Kelas V
berjumlah 9 orang siwa 5 laki-laki 4 perempuan. Dan terakhir kelas VI sekaligus
yang akan mengikuti ujian nasional berjumlah 17 orang dengan rincian 10 laki-laki
dan 8 perempuan.
Tamat