Nirwana Beach |
Itulah salah
satu fase tersulit di dalam kehidupan Rusly Alitanda Lamarae, diamana ganasnya
penyakit tersebut, mampu menyita keceriaan yang dialaminya waktu kecil. Tidak
jarang ia selalu sedih jika mengenang masa masa ketika ia sakit.
Dari penyakit
yang didera selama bertahun-tahun, membuat wajahnya menjadi tidak seimbang karena
bekas luka. Tanpa ia sadari penyakit kronis tersebut, menjadi berpengaruh besar
terhdap ucapan (artikulasi) dari setiap apa yang terucap dari dari bibirnya.
Dengan kata
lain, setelah sembuh dari penyakit tersebut, apapun yang diucapkan menjadi
tidak jelas. Dan menurutnya itulah penyebab utama sehingga, ia memiliki
kelemahan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Lantaran itu,
ia selalu berusaha keras, untuk mulai melakukan latihan khusus agar jelas
mengucapkan kata-kata. Salah satunya dengan cara berbicara mirip orang yang
sedang berpidato, cara yang ditempuh untuk menanggulangi kekurangan tersebut.
Seiring waktu,
kerja kerasnya mulai membuahkan hasil, ahhirnya ia mulai berucap kata demi kata
dengan baik dan benar, sehingga apapun yang dikatakan saat ini, menjadi mudah untuk
dipahami oleh setiap lawan bicaranya.
Awalnya boleh
dibilang sangat sulit, namun dengan usaha terus menerus serta berlatih dan berlatih,
maka akhirnya perlahan namun pasti, saat ini ia tidak lagi bermasaalah dengan
komunikasi.
Sebuah
pelajaran berharga bahwa, kesungguhan dan kerja keras adalah kunci untuk meraih
segala impian. Jia belajar dari pengalaman tersebut, saya yakin akan membuat
kita sadar, bahwa buah dari usaha sangatlah manis dan enak terasa ditubuh. Olehnya itu, jangan pernah berhenti berusaha
dan bekerja keras demi masa depan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Sebagai orang
Buton yang berada di tanah rantau, Rusly kecil selalu merasa diintimidasi oleh
orang pribumi, yang selalu mengatainya, orang
suka makan “suami”. Suami disini maksudnya suami tapi makanan khas orang
Buton kasuami. Namun skrang ia sadar, bahwa hal tersebut bukanlah hinaan melainkan
penghargaan bagi orang Buton karena memiliki makanan tradisional yang sangat
enak dan gurih.
Cara membuatnya
adalah, ubi kayu yang baru dipanen kemudian di parut lalu di buang airnya dan
kemudian ampasnya di ambil lalu di jadikan kasuami. K,jnhCara memsaknya pun terbilang sangat unik, yakni
ampas ubi tersebut diambil, lalu di taruh ke dalam wadah anyaman dari daun
pohon kelapa, yang di rangkai secara khusus hingga berbentuk bangun kecurut,
mirip piramida.
Lalu kemudian kerucut
yang berisi ampas ubi tersebut kemudian dimasukan kedalam belanga tradisional untuk
dimasak. Setelah 45 menit lamanya dikukus, kasuamipun, siap untuk diangkat dan disajikan
lengkap bersama ikan parende khas masyarakat Buton. Suatu kebersamaan yang
indah dalam balutan cinta kasih yang utuh dalam menikmati makanan khas
masyarakat Buton yani kasuami.