Kota
Baubau merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia timur, juga sangat
terkenal dengan beteng terluasnya di dunia. Budaya yang ada di kota Baubau itu sendiri
terbilang masih asli tanpa campur tangan dari budaya luar. Berdasarkan tema Eagle
Award 2014 kali ini adalah Indonesia Oke, dari tema ini, kami yang ada di kota Baubau
sendiri mulai mencari orang-orang kreatif yang bisa dijadikan bahan untuk
pembuatan film documenter tahun ini. Saya dan teman saya pun mulai menemukan
salah satu orang tukang becak yang bukan biasa, kenapa saya mengatakan begitu,
karena tukang becak ini terbilang cacat. Kaki kiri dan tangan kirinya cacat tak
seperti orang lain, dari bagian tubuhnya yang berfungsi dengan baik, adalah
kaki kanan dan tangan kanannya.
Form Proposal |
Namun
dengan ketidak sempurnaan tubuhnya itu, tak
membuatnya tidak bisa mengendarai becak.
Mungkin akan sangat mustahil bila ada orang cacat kaki bisa mengendarai
becak. Namun untuk kondisi di Kota Baubau sendiri hal itu tidaklah mustahil.
Karena setiap masyarakat Kota Baubau telah mengenal orang cacat yang bisa
mengendarai becak. Nama lengkap orang
tersebut adalah La Rudy Kili0kili dia berasal dari Desa Wakokili, Kecamatan
Pasarwajo Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.
La
Rudy sendiri lahir dengan keadaan cacat. Sejak berusia 13 tahun dia telah memberanikan
diri meningalkan kampung halamannya, demi kelangsungan hidupnya. Di kampung dia
hanya berkebun. Itu pun dia bertugas untuk menjaga Babi Hutan dan Monyet yang
akan merusak tanaman di dalam kebunnya.
Keadaan seperti itu membuatnya bosan sehingga dirinya berkeinginan ingin
mengubah nasipnya akhirnya dia pun pergi meninggalkan Kampung halamannya untuk
hijrah ke Kota Baubau, saat itu Baubau masih menjadi Ibu Kota dari Kabupaten
Buton. Sewaktu di kota dia tak sekolah seperti anak-anak seusianya, ia hanya
tinggal di masjid orang-orang yang melihatnya pun memberikan uang padanya,
sehingga dia pun bisa makan dan melangsungkan hidupnya.
La Rudy Kili-kili |
Namun
setelah berusia 17 tahun dia pun mulai masuk dalam pantauan dinas sosial
Kabupaten Buton. Sehingga saat itu dinas terkait pun membarikan pengajaran
dalam mencari bakat yang terpendam di dalam diri La Rudy, dia pun mulai
menemukan bakatnya sebagai peniup seluring. Sehingga di tahun 1990 an dia pun
menemukan beberapa teman yang bisa memainkan alat musik, dan akhirnya dia
membentuk kelompok musik yang diberi nama SAKADA (Santai Karena Dangdut). Di tahun itu pun ia berkenalan dengan salah
satu teman yang baru lulusan STM baubau yang pandai merakit alat-alat
elektronik. Namanya Nasir, dia lah orang yang akan membuat becak yang bisa di
kendarai oleh orang cacat.
Bersama Istri |
Di
tahun perubahan dari orde baru ke reformasi, bangsa Indonesia pun mengalami krisis
ekonomi di tahun 1998, hal ini pun berdampak pada grub musik Sakada (Santai
Karena Dangdut) pun mengalami krisis job, sehingga para pemain musik di grup
itu pun mulai mencari pekerjaan lain, namun La Rudy yang cacat selalu mengeluh
atas keadaannya sehingga Nasir yang prihatin dengan keadaan sahabatnya itu pun
mulai mencari jalan agar teman akrabnya bisa tetap bekerja. Ketika itu Nasir
pun bertanya kepada La Rudy apakah dia bisa mengendarai sepeda..? ketika itu La
Rudy pun berkata bisa, namun ketika itu Nasir belum langsung merancang becak
tersebut. namun ketika La Rudy pun masih tak dapat pekerjaan yang bisa
dilakukan saat itu, maka Nasir pun merancang becak yang memiliki mesin untuk
orang cacat seperti sahabatnya La Rudy, sehingga La Rudy pun bisa mencari
nafkah untuk keluarganya.
Bersama Penjual Sayur |
Namun
untuk membuat Becak yang bermesin, Nasir pun mulai merancang becak tersebut
dengn mengunakan mesin parut kelapa, atau yang lebih di kenal dengan mesin
katinting, saat itu pun mesin tersebut telah rusak, Nasir pun memperbaiki
mensin itu, dan mulai membongkar beberapa stan motor yang belum lama dia beli.
Demi untuk melihat sahabatnya bisa memiliki pekerjaan dia rela membongkar
motornya dan merancang becak yang bermesin. Saat itu pun untuk mendapatkan
rangka becak akhirnya Nasir pun bertanya pada salah satu pemilik becak yang ada
di Kota Baubau. Selama kurang lebih 2 minggu akhirnya dia menemukan becak bekas
yang siap ia modifikasi kemudian mulailah dia merancang becak bermesin
tersebut. sebelum merancang becak itu Nasir pun mulai mengambar sketsa
rancangan becak bermesin itu. rancangan becak bermesin tersebut memakan waktu
sehari, dan untuk membuat mesin pada becak tersebut sehingga becak itu bisa
berjalan dengan baik memakan waktu empat bulan.
Bersama Sahabatnya Nasir |
Dalam
perancangan becak tersebut Nasir mengalami kendala pada pemasangan tali vambel antara
mesin dan gir roda. Selain itu ia pun harus merancang agar becak dan mesin
tidak bergetar saat berjalan dan tidak mengeluarkan bunyi yang bising. Dengan
beberapa masalah ini pun ia dapat menemukan gambaran yang bisa membuat becak
yang bermesin dan bisa dikendari oleh La Rudy yang cacat.
Sebelum
becak itu dioperasi seperti sekarang ini, becak tersebut di uji kelayakkan
jalan oleh Nasir dengan mengeliligi Kota Baubau selama dua hari. Namun saat itu
ia masih mengalami kendala dengan penempatan mesin yang ada di atas, sehingga
Salah satu penumpang Nasir yang sempat menguji becak tersebut mengatakan
alangkah baiknya mesin becak tersebut di taruh di bawah, dari saran
penumpangnya itu, Nasir pun mengubah posisi mesin yang di atas menjadi di
bawah. Setelah itu becak itu pun mulai bisa di operasikan oleh La Rudy, sebelum
di Operasikan oleh La Rudy, La Rudy pun harus belajar mengendarai becak
tersebut selama 2 minggu, sehingga minggu ke 3, ia telah lancar mengunakan
becak mesin tersebut.
Wawancara dengan Nasir |
Namun
selama 2 bulan becak itu beroperasi, banyak masyarakat Kota Baubau ingin
merasakan menaiki becak yang bermesin itu, hal ini pun mulai terbentur oleh
undang – undang lalu lintas, yang ada.
Sehingga ketika itu, becak ketinting itu pun sempat berhenti beroperasi
oleh pihak Polantas. Maka Nasir dan La
Rudy pun mengeluh keresahan itu pada teman mereka Jalaluddin Lahiri, karena
saat itu Jalaluddin Lahiri adalah tokoh masyarakat, dan memiliki kenalan
Walikota saat itu. Sehingga mereka bertiga pun mendatangi rumah Walikota untuk
meminta surat rekomendasi agar becak tersebut bisa digunakan oleh La Rudy.
Ketika itu pun Walikota hendak menguji kelayakan becak tersebut. mereka pun di
suruh ke kantor walikota membawa becak tersebut saat itu yang menjabat sebagai
Walikota Baubau adalah Drs. H Umar Abibu.
Setelah
Walikota menaiki becak tersebut dan di kendari oleh supirnya, maka sang
walikota pun berkata bahwa becak ini sangat nyaman untuk dipakai sebagai alat
transportasi arternatif, dan walikota mengeluarkan surat rekomendasi untuk
menguji kelayakkan selama dua tahun. Namun sampai sekarang becak ini pun masih
beroperasi dengan baik.
Oke |
Selama
10 tahun lebih becak ini beroperasi, belum adanya penghargaan bagi Nasir
sebagai pencipta ide kratif Becak Ketinting, selain itu belum adanya juga perlindungan
hak cipta terhadap hasil karya Becak Ketinting tersebut dari pemerintah.
Selain
hal ini, daya tahan dari becak Ketinting ini, pernah dibuktikan dengan
perjalanan panjang 120 KM, dari Kota Baubau Ke Lasalimu Kabupaten Buton. Dengan
memuat penumpang 2 orang. Berat maksimal
dalam mengendarai Becak Ketinting ini lebih dari 50 Kg. selama 10 tahun lebih
beroperasi permasalahan terbanyak yaitu tali panpel, kir, dan stan becak.
Hingga sekarang becak tersebut telah memiliki kenyamanan berkendara dengan
kecepatan paling tinggi 30 km/jam. Becak ini memiliki 3 pernelan, dengan gas
berada pada kaki, tidak pada tangan seperti Becak Bentor sekarang.
Waktu Isi Bensin |
Selain
itu Rancangan dari mesin Becak ini yaitu terbuat dari mesin parut kepala yang
telah rusak dan di perbaiki, serta di tambah persenelan demi kenyamanan
pengendara. Untuk membuat mesin tidak ribut di jalanan maka dibuatlah kenalpot
yang ramah lingkungan dengan bunyi yang sangat halus, sehingga tidak menganggu
orang – orang yang dilalui oleh becak ketinting ini.
Becak
Ketinting ini, di kendari oleh orang cacat, sehingga dengan adanya kendaraan
ini membuat La Rudy memiliki penghasilan yang bisa menafkahkan keluarganya.
Dengan becak ini pun La Rudy memiliki pekerjaan tetap selain pekerjaan lainnya
sebagai penyanyi dan peniup seluring bambu, dengan bakat seluring bambu ia
pernah mengiringi beberapa artis ibu kota yang pernah mangung di Kota Baubau
dan di Kabupaten Buton salah satu artis yaitu Viti Vera, dan Anisa Bahar.
Kebersamaan dan Kekuatan Persahabatan |
Dengan
beberapa alasan di atas, maka Becak Ketinting ini, kami angap sangat layak
untuk masuk di dalam sekenario pembuatan film dokumenter yang bertemakan
Indonesia Oke. Semoga dapat menjadi pertimbangan bagi dewan juri yang terhormat
agar proposal kami layak untuk dapat di rekomendasikan sebagai salah satu
finalis di Eagle Award tahun ini. Oleh sebab itu besar harapan kami semoga proposal
ini dapat diterima sehingga mampu mengispirasi seluruh masyarakat Indonesia.
Akhirnya
harapan dan cita-cita selalu terbesik di dalam benak kami berdua, hingga
akhirnya impian dan cita-cita ini akan mampu menjadi kenyataan. Dimana impian kami
yang terdalam yakni ingin mempersembahkan kisah Becak Ketinting milik La Rudy
dalam sebuah film dokumenter yang berjudul Becak Ketinting yang pada akhirnya
kisah tersebut akan mampu memberikan warna tersendiri bagi pemirsa Metro TV di
manapun saja berada. Semoga dapat di terima oleh dewan juri yang terhormat amin
ya rabbal alamin.