Secercah Harapan Dalam Impian, Foto : Voril Marpap (@vorilfrens.Pic |
Hari petama bekerja, aku langsung
diberi tanggung jawab oleh pimpinan redaksi surat kabar sinar harapan untuk
memberi pelatihan jurnalistik singkat kepada wartawan baru yang akan melakukan
kegiatan jurnalistik dilapangan. Sungguh diluar dugaanku kawan, wartawan baru
itu adalah wanita dia lelah berada dikantor redaksi sejak sejam yang lalu. Sambil
mengerjakan pekerjaan dan rutinitasku, dari dekat pintu masuk ruanganku
terdengan bunyi ketokan,
“
Permisi pak,…” ucapnya
“
Ia Silakan masuk… silahkan duduk,” kataku sambil mempersilakan
“
sebelumnya perkenalkan pak Namaku Dila Pramaisela, aku wartawan baru disini, “
sambil menjabat tangannku.
Hmm aku akui kawan, dari pandangan
saat pertama kali aku melihat wartawan baru itu masuk kedalam ruangannku, aku sempat
merasakan sesuatu yang dhasyat di dalam hatiku. Akupun sadar itu semua terjadi
pada saat yang tidak tepat, yakni pada saat aku telah mendapatkan pujaan hatiku
di kampung. Aku tau bahwa cobaan dan ujian kesetiaan cinta ku pada kekasihku di
kampung adalah ujian yang mesti aku lewati namun aku berdoa semoga dikuatkan
hatiku sehingga aku dapat melalui ujian kesetiaan itu dengan baik.
“
Oh ia.. kamu yang akan mengikuti pelatihan jurnalistik ya…, “ tanyaku
“
ia pak..” jawabnya dengan antusias dan semangat
“jangan
panggil pak, panggil saja abang,,” kataku dengan nanda menggoda
“
baik bang…” katanya
“
ayo kita mulai sekarang “ kataku lalu kamipun langsung memulai melakukan
pelatihan jurnalistik
sejak awal aku telah merencenakan
pelatihan jurnalistik tersebut akan memakan waktu 3 hari dimana, hari pertama
adalah pengenalan materi, hari ke dua dan ketiga adalah praktek peliputan
peliputan langsung kelapangan. Hari pertama aku meberikan materi-materi standar
jurnalistik dan kode etik yang ada di surat kabar sinar harapan. Materi-materi
tersebut diantaranya teknik wawancara, teknik peliputan berita, teknik
penulisan berita dan masih banyak lagi.
Aku rasa Dilla sangang menikmati
semua proses pelatihan dan saya yakin dia akan dapat menjalankan tugas dan kewajiban
yang akan diberikan oleh tim redaksi nantinya. Aku tau bahwa aku merarasa jatuh
cinta padanya namun rasa cinta yang sangat dalam terhadap kekasihku membuat
semuanya biasa-biasa saja karena cinta kami berdua saat ini terkendala oleh
jarak namun janji untuk menikahi kekasihku itu akan aku wujudkan tahun depan
ini adalah bagian dari cobaan kesetiaan cintaku padanya.
“
oke sudah kurang lebih 3 jam kita pelatihan jurnalistik.. bagaimana apa masih
ada yang perlu di tanyakan atau sekalian didiskkusikan?” tanyaku
“
ia ang sudah tidak ada.. bang saya sudah
tidak sabar untuk melakukan peliputan keesokan harinya” jawab Dila dengan
semangat dan antusias
“
baiklah kalau begitu kita akhiri saja pelatihan kita hari ini, nanti kita
ketemu lagi besok jam 9 pagi aku harap tidak boleh telat,” kataku sambil
menujukan ruangan rapat
“besok
kita ketemu di rapat redaksi ya.. sambil aku perkenalkan dengan rekan-sekan mu
di lapangan “ seruku.
Memang kawan, aku menilai
pelatihan tersebut bukan pelatiha biasa. Pada saat aku memberikan materi aku
tidak sadar telah jatuh cinta pada wanita yang berparas cantik itu. Dari
pengalaman itu, kemudian aku mengakui bahwa cinta itu bisa datang kapan saja lalu
sejak saat itu aku percaya bahwa cinta itu datang tanpa di duga salah satunya dengan
pandangan pertama.
Kedenganrannya memang aneh karena
aku baru menyadarinya, yang menjadi persoalan adalah aku telah memiliki seorang
wanita yang cantik dan sangat aku cintai,
dia selalu setia padaku kini cobaan menimpaku mengapa pada saat aku bertemu
dengan Dila tiba-tiba hatiku bertanya-tanya apakah dia sudah punya pasangan atau belum.
Pemikiran tersebut terjadi sangat
cepat kawan, naluri keingin tahuakan mekasaku bertanya baertanya dan terus
bertanya. Setelah pelatihan itu, aku selalu terbayang terus dengan dila,
semakin aku berusaha menghilangkan pikiranku tentang dia semakin tajam rasa
penasarannku ingin mengenal dia. Aku terjebak dalam pikiran ku sendiri kawan. Aku tak tau harus bagaimana dalam mengatasi
problema itu aku merasa terobang-ambil di lautan dalam yang antara mau berteduh di tepi tetapi tujuanku
belum kesampaian dan lain sebagainya. Pikiranku yang tidak karuan itu memaksaku
untuk tidak bekerja secara maksimal.
Aku akui kawan, jika pikiran kita
sedang kalut apapun yang ktia kerjakan selalu saja bertantakan, hal tersebut
juga terjadi padaku aku juga merasakan hal yang sama namun aku selalu bersyukur
aku masih dapat mengendalikannya karena aku yakin semua yang dikerjakan itu
haru benar dan alhamdulilah aku sudah terbiasa dengan pekerjaan yang seperit
ini.
Seusai jam bekerja , tanpa
mengurangi rasa hormat, saya langsung izin pamit duluan denngan pimpinan
redaksi dengan alasan tidak enak badan. Padahal saya hanya ingin menenangkan
pikiran dengan berkomunikasi dengan wanita pujaan hatiku. Alhamdulilah aku
dibuat sadar bahwa itu adalah ujian cinta yang akan memicu pecahnya suatu
hubungan.
Secepatnya aku menghubungi
kekasihku aku menceritakan kepadanya apa yang terjadi aku berusaha jujur denga
perasaanku kepada dila. Dan semuanya akan baik-baik saja walaupun aku merasa
baha dila adalah cobaan sekaligus ancaman
terhabat cinta jarak jauh yang aku tempuh dengan kekasihku. Walalu pun
demeikian, aku menyakinkan kekasihku bahwa ini adalah persekawanan ideologis
yang sama-sama mencitai dunia jurnalistik.
***