Sabtu, 26 Maret 2016

Voril Marpap - Hanya Impian


Lagu yang mengusung gendre Pop Rock Melayu ini mampu membuat anda tersenyum Voril Marpap - Hanya Impian #cekidot untuk...
Dikirim oleh Baubau Positif Art Music pada 4 Maret 2016

Lirik Lagu Hanya Impian
sayangku iiiiingiiiin menyaaaapaaaamuuu
didalam mimpiiiii.... indahmu..uuuuu
inginkuuuu raiiiiih, ragamuuu uuuuu
namun kuu tak mapu.....uuu

Ku kerahkan seeeemuaaaaa angaaaaakuuu
padamu wahai sang dara.....
ketika aku, bersamaaamuuuu.
hatikuuu bahagiaaaa....

Hanyalah impian.....syurgawi
Rasaanya aku tak kuaasaaa...
Engkau yang cantik jelitaaa
Hatiku terpana...aaaaaa

Inilah laguuukuuu untukmuuuu
Dariku sang penggagummu
Sudihkah engkau mendengarnya....aaa
Walaupun sedetikk,...

Selasa, 15 Maret 2016

Sekolah Tingkat Menengah

 BARANG siapa yang menguasai informasi maka dia akan menguasai dunia, itu adalah kutipan kalimat yang menjadi motifasi rusly dalam memperoleh informasi. Ketika tamat dari SMP Terbuka, pertengahan tahun 1995 ia langsung bergegas untuk melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Berdasarkan ijasah yang dimiliki ia melihat nilai ebta murni nya memenuhi syarat untuk mendaftar disekolah negri yakni 38.
Tetapi sebelum lanjut mendaftar, ia kemudian membaca sebuah artikel bagian dari mata pelajaran bahasa indonesia yang  bertajuk kemana anda akan melanjutkan pendidikan setelah tamat SMP? Maka informasi itulah yang mampu mengubah mindsetnya.
Pendidikan
Alhasil dari artikel tersebut mengatakan, bagi mereka yang setelah tamat langsung dapat bekerja maka mereka dapat mendaftar ke sekolah kejuruan sedangkan jika ingin kuliah dapat menlanjutkan pendidikan di jenjang sekolah menengah atas atau sekolah menengah umum.
Berdasarkan informasi tersebut, akhirnya ia mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikan disekolah kejuruan, karena mengingat kondisi orang tua saat itu. Akhirnya SMEA negri masohi menjadi tujuan utamanya, kemudian ia diantar oleh kakaknya ramli lalu mendaftar ke sekolah tersebut.
Dengan harapan setelah selesai pendidikan di sekolah kejuruan, ia akan segera bekerja dan membatu meringankan beban orang tua. Waktu pendaftaran ia menggunakan baju SMP tanpa lokasi, papan nama dan Celana panjang warna hitam kaki kuda. Untuk itu ia  merasa berberbeda sendiri dengan kawan sebayanya, itulah yang membuat ia teringat sampai saat ini.
Akhinya kondisi tersebut membuat Ia tampil beda dengan pendaftar lainya. Keinginannya saat mendaftar ingin masuk keuangan  namun ia lulus di jurusan koperasi. Saat mendaftar ia diterima langsung oleh ketua jurusan koperasi yakni Bapak Kapuale. Setelah mendaftar ia langsung bertanya kapan melihat hasilnya. Namun ia disuruh hadir setelah pengumuman.
Setalah 2 minggu Selang waktu liburan ia membatu orang tuanya bertani di KM 7. Bayak tanaman yang ditaman, mereka selalu bergotong royong dalam bertani sesama warga desa. Seperti kacang tanah, kelapa hibrida, jagung dll, dulu keluarganya berprofesi sebagai nelayan setelah pindah langsung berubah profesi sebagai petani.
Saat tiba waktu pengumuman, ia melihat pengumunan bersama kak Ramli di SMEA masohi, pas pengumuman keluar ternyata ia lolos di jurusan koperasi. Walaupun awalnya bertentangan dengan harapannya ingin belajar di jurusan akuntansi namun itulah yang terbaik harus dijalani dengan ikhlas. Ia semakin berjiwa besar tak kala sadar bahwa ia masuk ke SMEA Masohi tanpa tes dan langsung lolos maka harus diputuskan harus menempuh pendidikan di SMEA dan segara masuk untuk mengikuti masa orientasi siswa.
BARANG siapa yang menguasai informasi maka dia akan menguasai dunia, itu adalah kutipan kalimat yang menjadi motifasi rusly dalam memperoleh informasi. Ketika tamat dari SMP Terbuka, pertengahan tahun 1995 ia langsung bergegas untuk melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Berdasarkan ijasah yang dimiliki ia melihat nilai ebta murni nya memenuhi syarat untuk mendaftar disekolah negri yakni 38.
Tetapi sebelum lanjut mendaftar, ia kemudian membaca sebuah artikel bagian dari mata pelajaran bahasa indonesia yang  bertajuk kemana anda akan melanjutkan pendidikan setelah tamat SMP? Maka informasi itulah yang mampu mengubah mindsetnya.
Alhasil dari artikel tersebut mengatakan, bagi mereka yang setelah tamat langsung dapat bekerja maka mereka dapat mendaftar ke sekolah kejuruan sedangkan jika ingin kuliah dapat menlanjutkan pendidikan di jenjang sekolah menengah atas atau sekolah menengah umum.
Berdasarkan informasi tersebut, akhirnya ia mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikan disekolah kejuruan, karena mengingat kondisi orang tua saat itu. Akhirnya SMEA negri masohi menjadi tujuan utamanya, kemudian ia diantar oleh kakaknya ramli lalu mendaftar ke sekolah tersebut.
Dengan harapan setelah selesai pendidikan di sekolah kejuruan, ia akan segera bekerja dan membatu meringankan beban orang tua. Waktu pendaftaran ia menggunakan baju SMP tanpa lokasi, papan nama dan Celana panjang warna hitam kaki kuda. Untuk itu ia  merasa berberbeda sendiri dengan kawan sebayanya, itulah yang membuat ia teringat sampai saat ini.
Akhinya kondisi tersebut membuat Ia tampil beda dengan pendaftar lainya. Keinginannya saat mendaftar ingin masuk keuangan  namun ia lulus di jurusan koperasi. Saat mendaftar ia diterima langsung oleh ketua jurusan koperasi yakni Bapak Kapuale. Setelah mendaftar ia langsung bertanya kapan melihat hasilnya. Namun ia disuruh hadir setelah pengumuman.
Setalah 2 minggu Selang waktu liburan ia membatu orang tuanya bertani di KM 7. Bayak tanaman yang ditaman, mereka selalu bergotong royong dalam bertani sesama warga desa. Seperti kacang tanah, kelapa hibrida, jagung dll, dulu keluarganya berprofesi sebagai nelayan setelah pindah langsung berubah profesi sebagai petani.
Saat tiba waktu pengumuman, ia melihat pengumunan bersama kak Ramli di SMEA masohi, pas pengumuman keluar ternyata ia lolos di jurusan koperasi. Walaupun awalnya bertentangan dengan harapannya ingin belajar di jurusan akuntansi namun itulah yang terbaik harus dijalani dengan ikhlas. Ia semakin berjiwa besar tak kala sadar bahwa ia masuk ke SMEA Masohi tanpa tes dan langsung lolos maka harus diputuskan harus menempuh pendidikan di SMEA dan segara masuk untuk mengikuti masa orientasi siswa.

Sekolah Tingkat Pertama

Ilustrasi
KETIKA Remaja Rusly tinggal di Dusun Waisapa, lalu tidak lama kemudian dusun tersebut berganti nama menjadi Dusun Waitibu. Tepat pada tahun 1992, ia dan keluarga besarnya memutuskan untuk pindah tempat tinggal dari Dusun Waihenaia Ke Dusun Simelu Desa Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah tepatnya di KM7 melalui program transmigrasi spontan.
Ia pun, menempuh pendidikan tingkat pertama di Madrasah Tsanawiah Nadin Ulum Saparua selama 1 triwulan (3bulan). Saat itu mereka masuk sekolah sekaligus tiga orang yakni Rusly, Udin dan Arat. Udin langsung diterima masuk di kelas tiga sedangkan Rusly dan Arfat masuk  dari kelas satu.
Ketika hendak mengikuti kegiatan penataran P4 (orientasi siswa), siswa Madrasah Tsanawiah Nadin Ulum Saparua, harus bergabung bersama siswa/siswi dari SMP 4 Siri Sori Amalatu. Mengikuti orientasi, membuat ia merasa senang, karena banyak ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama kegiatan berlangsung.
TIdak jarang ia selalu tersenyum mengingat masa itu, materi baris berbaris adalah satu-satunya materi yang mampu membuatnya kewalahan. Iapun mengakui, dari dulu hingga sekarang, ia tidak pernah tau bagaimana peraturan baris berbaris yang benar.
Masalahnya adalah ia selalu salah dalam melakukan gerak langkah, ketika diberi aba-aba untuk melangkah, harus dimulai dengan kaki kiri, secara otomatis harus diikuti dengan ayunan tangan kanan, begitupun sebaliknya.
Lantaran sering bingung, akibatnya ia selau salah dalam memulai langkahnya. Ia selalu bergerak menggunakan kaki kiri dan tangan kiri sebagai pengikutnya, hingga akhirnya ia selalu ditertawakan oleh kawan-kawannyakarena tidak sesuai kaidah dalam peraturan baris berbaris.
Setelah masa orientasi siswa selesai, maka siswa Madrasah yang hanya berjumlah tiga orang itu, kembali bersekolah dan menempuh pendidikan pada tingkat pertama. Karena Madrasah Tsanawiah Nadin Ulum Saparua belum memiliki gedung, akhirnya mereka meminjam gedung Madrasah Ibtidaiyah Negri pada saat siang hingga sore hari.
Saat bersekolah di Madrasah Tsanawiah Nadin Ulum Saparua, ia sangat terkesan dengan ungkapan salah seorang gurunya, yang bernama Pak guru kapuale, bahwa beliau mengatakan arti dari matematika itu adalah mata, telinga, dan kepala, ketika membahas matermatika ketiga unsur itu harus saling berkolaborasi satu sama lain. Ungkapan itu, ia masih ingat sehinggga ia merasa kagum dengan gurunya itu.
Di Madrasah Tsanawiah Nadin Ulum Saparua, ia juga belajar bahasa arab barasanji. Adapun kenangan yang sangat membekas didalam dirinya hingga saat ini adalah, ketika ia berjumpa seorang wanita yang bernama Anawai, itulah cinta pada pendangan pertamanya, ia pun mengakui kebersamaan yang terjalin sangat menyita hati dan perasaannya walaupun dapa akhirnya ia memutuskan untuk berhenti di Madrasah Tsanawiah Nadin Ulum Saparua
Saat itu ia merasa harapannya telah putus Karena tidak dapat melanjutkan pendidikan di tingkat pertama, karena hanya tinggal sendiri yang bersekolah, kedua rekannya itu sudah tidak bersekola lagi.  
Namun didalam hatinya berkata suatu kelak ia akan kembali menempuh pendidikan lagi. Ketika itu, ia menghiasai masa menggagurnya dengan menjerat burung maleo dihutan, lantaran keseringan di hutan akhirnya ia terkena penyakit malaria yang pada saat itu, sempat membuatnya kewalahan.
Program transmigrasi spontan yang diikuti keluarganya, memberikan fasilitas rumah dan tanah 2 hektar untuk dikelola menjadi kebun ataupun sawah. Ditanahlah itulah ia berusaha menaman banyak tanaman jangka panjang sepeti jambu, kelapa hibrida, jambu biji, durian, hingga rambutan.
Tak putus asa, iapun hijrah ke Kota Masohi untuk berjuang demi memperoleh uang. DIsana ia tinggal bersama pamannya (saudara ayahnya). Karena sepupunya bekerja sebagai supir maka untuk memenuhi kebutuhannya iapun membantu sepupunya dengan menjadi helper, untuk memperoleh tambahan penghasilan.
Akhirnya tepat pada tahun 1993 ia kembali melanjutkan pendidikan di SMP terbuka Waitibu, melalui seorang bapak guru pamong yang bernama La Musi. Itupn atas arahan dan petunjung paman La Sudin, yang prihatin melihat kondisinya. Akhrinya ia menempuh pendidikan di SMP terbuka masohi namun kabar baiknya adalah ia langsung diterima dan masuk ke kelas II.
Belajar di SMP terbuka dilakukan secara bersama-sama. Dari kelas satu hingga kelas III mereka semua belajar bersama dalam satu ruangan. Ia mengaku sangat senang menempuh pendidikan di SMP terbuka. Mereka diberi fasilitas berupa buku tulis dan buku bacaan yang diberika secara gratis untuk dijadika sebagai referensi.
Selama bersekolah di SMP terbuka Waitibu, ia sangat rajin belajar walaupun Gedung sekolahnya masih menggunakan  gedung pinjaman dari gedung SD Impres Waitibu, ia  tidak pernah menyianyiakan waktunya. Ketika pagi hari ia membantu neneknya di kebun dan pada saat siang sampe sore hari ia kesekolah begitu seterusnya.
Setiap akhri semester, semua siswa SMP Terbuka di kumpulkan di kantor pusat yang bermarkas di SMP Negri Kairatu. Ketika semester akhir, iapun akhirnya memiliki buku raport yang didalamnya telah berisikan daftar nilai kelas 2 sedangkan lembaran sebelumnya seharusnya berisi daftar nilai kelas 1 menadi kosong. 
Ia selalu bangga  ketika bersekolahh di SMP Terbuka, karena ia termaksud siswa berprestasi. Hingga pada akhirnya ia menamatkan pendidikannya di SMP terbuka dan berhasil menyabat predikat siswa terbaik. Setelah selesai menempuh pendidikan tinggat pertama di SMP Terbuka, maka sudah waktunya melanjutkan kejenjang berikutnya