Selasa, 30 Juni 2009

Siapakah Yasin Welson Lajaha.....?


dari sebuah kelemahan...

Di sebuah desa terpencil, tertinggal, pedalaman, susah terjangkau Kota transportasi karena jalan penghubung antar kota dan desa masih sebatas tanah merah, tak berlistrik, warganya sebagian besar bertani dan becocok tanam, desa itu bernama Burangsari, Kabupaten Buton Sulawesi Indonesia
Dari sebuah keluarg miskin, tanggal 31 Desember 1967 telah lahir seorang putra normal, mungil dan lincah. waktu proses kelahiran tidak menampakkan keanehan atau keginjilan menuruti ibuku, ayahku dan orang-orang sekitar rumah kami, semua berjalan seperti biasanya saudara -saudaraku sebelumnya.
dengan setmpuk harapan dan doa bagi orang tuaku dan orang - orang sekampungu, untuk memajukan desa kami, wilayah dan negeri ini, maka saya diberi nama Lahaja.
Menurut ibuku saya tumbuh dan berkembang layaknya orang kecil dikampung kami, namun bedanya saya terpaksa lalui hari - hari masa bermainku dengan kerja keras membantu orang tua, mengambil air untuk mandi dan minum, bertani, nelayan, mencari ayam huta, peternak kambing dan pekerjaan lainnya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga kami yang serba keterbatasan.
Semasa kecil, Lahaja selalu patuh dan nurut pada perintah dan nasehat orang tuanya, dentingan kata, kalimat orang tuanya ia jadikan pelajaran penting bagi hidupnya, dan untuk melengkapinya ia selalu rajin belajar pelajaran sekolanh dan juga kejadian alam, begitu cerita yangsering ku dengar dari kakek dan nenekku.
Orang tua saya dan orang - orang sekitar kami tidak tahu bila saya punya kelebihan yang luar biasa, demikian juga saya sendiri tidak tahu kalau anugrah Tuhan padaku. Pada suatu malam ibuku sedang menjahit pakaian, tidak disengaja jarum yang dipakai ibuku itu terjatuh kebawah rumah (panggung), kala itu ibuku gusar, saya segera turun mengambil jarum itu tanpa menggunakan alat penerangan seperti senter atau pelita, karena memang diriku melihat malam itu terang bagai siang hari. Betapa kegetnya sang ibu melihatku mendapatkan jarum bersama benangnya itu, antara percaya atau tidak, sehingga terjadi perdebatan antara ibu dan saya, saya lalu jujur dan spontan mengatakan kejaiban itu pada ibuku.
Sang ibu dan keluargaku sudah mengetahui kelebihan anaknya, namun orang sekitar belum tahu pada waktu itu, namun lama kelamaan kejaiban itu diketahui warna, karena bila malam hari yang gelap gulita pada saat anak - anak lain tidak berjalan karena gelap gulita, justru seorang Lahaja malah berlari menembus gulita hampa tanpa gangguan oleh gelap yang menyelimuti malam.
Setelah jenjang pendidikan SD tamat, saya nekat melanjutkan ke tingkat SMP Negeri Wasuemba Sampolawa, Getir kehidupan saya dijalani dengan tulusan saya tinggal dirumah La Pulo dan Wa Ode Marlina, pekerjaan rumah tangga saya kerjakan, seperti mencuci piring, memasak, menyapu, mencuci pakaian dan lainnya. Bisa dibayangkan, usia sedini itu harus di jalani tidak dengan kasih sayang orang tua, terkadang air mata rindu, lelah serta peluh berurai bersimbah di larutnya malam atau teriknya mentari.
Kasih sayang kedua orang tua itu mengalir bersama ketulusan Lahaja menatap esok tetap bersinar. Bagi saya, suka dan duka adalah perjalanan hidup dijadikan pelajaran, berkah atau pun musibah, bagai mentari berganti bulan, suka atau tidak suka adalah takdir yang pasti terjadi.
Usiaku beranjak besar, petunjuk "Sang Pembimbing" saya dipaksa ganti nama menjadi Welson, maksudkan mewakili tiga agama yaitu Kristen, Hindu dan Budha, karena tidak mengetahui maksud itu, saya sempat protes karena tidak mencerminkan ideologiku ( Islam ), ternyata justru disitu tantangannya supaya semakin bisa mengembangkan falsafah dunia yaitu untuk semua manusia. Makin hari cobaan makin mendera, maka saya tetap keberatan, akhirnya ditempatkanlah Yasin di depannya menjadi Yasin Welson.
Ketika usiaku memasuki akil baliq (10) tahun disaat manusia memasuki usia remaja, sudah biasa membedakan antara baik dan salah, di saat itulah Yakksin Welson dicabut anugrahnya tembus pandang gelap itu di ganti dangan anugrah lain. Dan pada saat itu pula saya mengetahui bahwa di dunia ini ada siang dan malam, atau pada waktu siang muncul matahari dan pada malam hari diterangi oleh bulan dan bintang - bintang langit begitu indah.
himpitan ekonomi memaksa Yasin Welson Lahaja harus mendorong gerobak sepulang sekolah di Madrasah Aliyah Negeri Bau Bau. tidak ada pilihan lain, bila untuk tetap eksis maka apa pun pekerjaannya ( halal ) saya harus lakukan, berpangku tangan atau meratapi nasib tanpa berbuat hanyalah alasan bagi orang pemalas. Kekayaan alam dan kesempurnaan manusia tidaklah berguna dan terhindar di depan mata tanta ada kerja keras dan doa.
Semakin dewasa saya semakin memahami keadaan sulit Indonesia, termasuk diriku yang semakin susah melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, tapi karena tekat bulat untuk memperbaiki diri lebih baik, sempat gadaikan ijazah untuk kuliah di Universitas Muslim Indonesia Fakultas Usuluddin.
Untuk biaya sehari - hari, saya jalani jadi kuli bangunan upah Rp. 2000 / hari, meski terasa berat, tapi kembali lagi panggilan hidup untuk hidup. Deritak berlanjut diserang tumor ganas ( Kelenjar getah bening ) di leherku yang tak kunjung sembuh, berbagai dokter dan obat yang di minum selama dua tahun tetap saja penyakit itu melekat didiriku, bahkan dokter memfonis tidak bisa di sembuhkan.
Derita diriku kurasa semakin titik nadir, tanpa uang bayar kos, untuk makan dan pakaian, akhirnya saya terpaksa hidup di Mesjid Azhar ( Jln. Onta Baru Makassar ) sebagai penyambung isi perut saya jadi guru ngaji. Rapat orang tua murid sepakat akan menyumbang Rp. 200 per siswa, saat itu ada 80 murid, namun setelah seminggu berjalan ada seorang siswa berhenti karena orang tuanya tidak mampu bayar, saya bingung, tapi sekaligus prihatin, maka dengan tulus memutuskan agar tidak ada pembayaran, karena diskriminasi ekonomi itu, orang tua siswa sempat digusar. Ternyata berkah lain menghampiri, orang tua setuju makan hari - hariku di tanggung secara bergilir, disitulah variasi strata sosial terlihat dari menu makanannya, saya bersyukur sungguh adil Tuhan.
Yasin Welson Lahaja, tergolong berjiwa terbuka bagi semua orang, baginya seribu teman iu kurang, tapi satu musuh itu terlalu banyak, itu tampak dalam kesehariannya ia melayani dan menerima siapa saja yang mau berteman dan berkonsultasi dengannya, demikian penuturan salah satu orang tua murid yang sempat saya dengar. dan untuk menambah catatan buku tentang agama Islan, filosofi manusia, tentang politik tentang alam dan sebagainya.
Karena itulah Yasin Welson Lahaja mengambi landasan dasar dan pedoman pembelajaran 4 kitab :

1. Kitabul Insan : Tubuh manusia dan perilakunya sebagai ilmu pelajarang
2. Kitabul Alama : Alam semesta dan sekitarnya sebagai petunjuk ilmu
3. Kitabul Hayat : Kehidupan dunia sebagai ilmu pengetahuan alam
4. Kitabul Wahyu : Bersumber dari AlQuran, injil, taurat dan Zabur

Ketika ditanya mengapa dia ingin menjadi calon presiden, sementara kiprahnya secara nasional belum terlihat, lagi-lagi dia mengharapkan keajaiban. Entah keajaiban apa yang dimaksudnya, namun dia mengatakan bahwa tidak ada yang tak mungkin di dunia ini jika Allah menghendaki. Begitupula dengan pencalonannya ini, dia sangat yakin, keajaiban tuhan akan mengantarkannya menduduki posisi nomor satu di republik ini. Dikatakannya, saat ini adalah momen yang sangat tepat baginya untuk mencalonkan diri.
Selain menggalang parpol, dia juga akan menggalang masyarakat dari berbagai komunitas, mulai dari komunitas petani, peternak, nelayan, tukang gerobak, kuli bangunan dan pembantu runah tangga agar mendukungnya menjadi presiden. Menurutnya ini bukanlah hal yang sulit karena hampir semua profesi itu sudah dijalaninya sejak kecil. "Dari kecil saya sudah mandiri, membiayai hidup dan sekolah saya sendiri dengan bekerja. Saya pernah jadi petani, peternak, tukang gerobak, kuli bangunan untuk membiayai kuliah saya," katanya.
Diapun punya konsep untuk negeri ini, paling tidak 3,5 tahun, semua persoalan dalam negeri bisa diselesaikan dengan konsepnya itu. Namun dia masih enggan membeberkan konsepnya dengan alasan belum deklarasi.


Salam Keajaiban

(sumber face book info yasin welson lajaha)

Kamis, 18 Juni 2009

Dukung YWL jadi presiden RI-7

Solusi Cerdas Mengatasi Permasahalaan Bangsa Indonesia....?




ada beberapa solusi cerdas yang di tawarkan oleh yasin welson lajaha demi bangsa ini,diantaranya :
1. Memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan Masyarakat yang terjangkau, menyeluruh dan tanpa diskriminasi (perbedaan).
(ngk..ada perbedaan coy....kaya ato miskin ngk masalah)
2. Melunasi utang luar Negeri Indonesia, yang tercatat sampai dengan 2008 ada sebesar $150,000,000,000 (150 milyar dollar Amerika), selama kurang lebih 3-5 tahun.
(woi...3/5 tahun meeennn... jago khannn...)
3. Menyiapkan lapangan kerja di Indonesia tanpa harus menjadi TKI/TKW ke luar negeri, artinya agro industry & industry lainnya akan meningkat.
(ngk ada lgi Istilah NEGARA Pembantu)
4. Menaikkan gaji & upah Pekerja menjadi Rp7,500,000/bulan (7.5 juta rupiah per bulan) selama proses waktu 3-5 tahun berjalan, berdasarkan criteria tertentu.
(upah minimum propinsi gede'meeeen)
5. Merealisasikan pendidikan gratis, kesehatan gratis bagi Masyarakat miskin.
(iya sih semuanya harus reatita bukan janjiiiieeee)
6. Menciptakan stabilitas Nasional; ikut aktif politik luar Negeri, bebas & aktif menjaga perdamaian dunia; meningkatkan harkat dan martabat Bangsa, dengan cara meraih penghargaan dunia lewat olahraga; mendorong lebih banyak lagi penghargaan siswa berprestasi internasional.
(ngak ada lagi yang berani ganggu bangsa kita)
7. Meningkatkan kualitas produksi dalam Negeri untuk ekspor.
(mm...kalo eksport meningkat...ciri-ciri bangsa ini mulae sejahtra...)
mau......!!!
inilah beberapa rentetan Program Kerja YWL..
salam keajaiban.